Senin, 31 Agustus 2009
Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Baku Industri
Tempurung kelapa merupakan salah satu bagian dari produk pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat dijadikan sebagai basis usaha. Pemanfaatan tempurung kelapa secara garis besar dapat dikategorikan berdasarkan kandungan zat dan sifat kimianya, kandungan energinya, dan sifat-sifat fisiknya.
Pada Seminar dan Deklarasi Pembangunan Perkelapaan, di Jakarta Setyanto Yanus Sasongko dari PT. Aimtopindo Nuansa Kimia mengatakan, tempurung kelapa memiliki berat ± 200-300 gram. Jika dihitung pertahun maka tempurung kelapa yang dapat dihasilkan mencapai ± 3,1 juta ton/tahun. Secara kuantitatif, Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang sangat besar dari tempurung kelapa, tetapi pengusahaan tempurung kelapa di Indonesia masih menghadapi beragam kendala sehingga potensinya belum dapat termanfaatkan dengan baik.
Tempurung kelapa memiliki kadar air mencapai ± 8% jika dihitung berdasarkan berat kering atau setara dengan 12% berat per butir kelapa. Untuk memaksimalkan nilai ekonomi-nya, maka pengolahan tempurung kelapa ini harus didasarkan pada proses pengolahan yang memaksimalkan sifat-sifatnya yang khas.
Produk-produk hasil olahan tempurung kelapa ini adalah Bio-oil, liquid smoke (asap cair), karbon aktif, tepung tempurung, dan kerajinan tangan. Proses pengolahannya berupa separasi, pirolisa, penggilingan, dan pengolahan kerajinan tangan.
Bio-oil adalah tar hasil dari destilasi kering kandungan lignin yang terdapat di dalam tempurung kelapa. Memiliki sifat mampu dibakar, sangat asam dan korosif, memiliki viskositas tinggi, memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Bio Oil memiliki kekurangan karena sifatnya yang sangat korosif sehingga potensial merusak kompor. Selain itu sifat viskositasnya yang tinggi membuatnya sulit mengalir dan sumbu lebih cepat terbakar. Bio Oil ini dibuat dengan proses Pirolisa.
Selain Bio-oil, hasil kondensasi produk destilasi kering lainnya adalah asap cair. Komposisi asap cair terdiri atas: air (11-92%), fenol (2,8-9,5%), karbonil (2,6-4,0%) dan tar (1-7%). Asap ini banyak digunakan di berbagai industri, antara lain industri pangan, perkebunan dan kayu.
Arang tempurung kelapa dimanfaatkan sebagai bahan baku di pabrik karbon aktif, industri briket, dan bahan bakar langsung. Arang tempurung kelapa ini telah diekspor ke berbagai negara. Selain digunakan sebagai bahan baku industri karbon aktif, pemanfaatan lainnya adalah diekspor dalam bentuk briket (bahan bakar)
Langganan:
Postingan (Atom)